Welcome

Senin, 08 November 2010

Kinerja Rice Cooker

Setrika listrik atau rice cooker adalah contoh sistem pengaturan loop tertutup temperatur dengan bimetal (Gambar 2.3). Kondisi awal bimetal pada kondisi masih dingin akan menutup sehingga kontak tertutup sehingga arus listrik mengalir ke elemen pemanas. Sampai temperatur setting dicapai, maka bimetal akan terputus dan arus listrik terputus pula. Bila temperatur kembali dingin bimetal terhubung kembali dan kembali pemanas akan bekerja lagi, kejadian berulang-ulang kondisi ON dan OFF secara otomatis. .2 Komponen Sistem Pengendalian

Dalam sistem pengendalian ada dua kelompok komponen listrik yang dipakai, yaitu komponen kontrol dan komponen daya. Yang termasuk komponen kontrol di antaranya: sakelar ON, sakelar OFF, timer, relay overload, dan relay. Komponen daya di antaranya kontaktor, kabel daya, sekering atau circuit breaker. Berikut ini akan dijelaskan konstruksi beberapa komponen kontrol dan komponen daya yang banyak digunakan dalam system pengendalian. Tabel di bawah menunjukkan ada empat tipe kontak yang umum dipakai pada sistem pengendalian, yaitu Normally Open (NO), Normally Close (NC), dan Satu Induk Dua Cabang (Gambar 2.4).

Kontak Normally Open (NO),saat koil dalam kondisi tidak energized kontak dalam posisi terbuka
open, OFF) dan saat koil diberikan arus listrik dan 1 maka kontak dalam posisi menutup ON.
Kontak Normally Close (NC), kebalikan dari kontak NO saat koil dalam kondisi tidak energized
kontak dalam posisi tertutup (close, ON) dan saat koil diberikan arus listrik dan energized maka
kontak dalam posisi membuka OFF.
Kontak Single pole double trough, memiliki satu kontak utama dan dua kontak cabang, saat koil
tidak energized kontak utama terhubung dengan cabang atas, dan saat koil energized justru
kontak utama terhubung dengan kontak cabang bawah.
Kontak bantu, Dikenal dua jenis ujung kontak, jenis pertama kontak dengan dua kontak hubungi
jumpai pada kontak relay (Gambar 2.5). Jenis kedua adalah kontak dengan empat kontak hubung, ada bagian yang diam dan ada kontak yang bergerak ke bawah jenis kedua ini terpasang pada kontaktor.

Komponen relay ini bekerja secara elektromagnetis, ketika koil K terminal A1 dan A2 diberikan arus listrik angker akan menjadi magnet dan menarik lidah kontak yang ditahan oleh pegas, kontak utama 1 terhubung dengan kontak cabang 4 (Gambar 2.6). Ketika arus listrik putus (unenergized), elektromagnetiknya hilang dan kontak akan kembali posisi awal karena ditarik oleh tekanan pegas, kontak utama 1 terhubung kembali dengan kontak cabang 2. Relay menggunakan tegangan DC 12 V, 24 V, 48 V, dan AC 220 VKontaktor merupakan sakelar daya yang bekerja dengan prinsip elektromagnetik (Gambar 2.7). Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E yang diam, jika koil dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan menarik inti magnet yang bergerak dan menarik sekaligus kontak dalam posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit 3 kontak utamadan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO. Kerusakan yang terjadi pada kontaktor,karena belitan koil terbakar atau kontak tipnya saling lengket atau ujung-ujung kontaknya terbakar. Susunan kontak dalam Kontaktor Gambar 2.8 secara skematik terdiri atas belitan koil dengan notasi A2-A1. Terminal ke sisi sumber pasokan listrik 1/L1, 3/L2, 5/L3, terminal ke sisi beban motor atau beban listrik lainnya adalah 2/T1, 4/T2 dan 6/T3. Dengan dua kontak bantu NO Normally Open 13-14 dan 43-44, dan dua kontak bantu NC Normally Close 21-22 dan 31-32. Kontak utama harus digunakan dengan sistem daya saja, dan kontak bantu difungsikan untuk kebutuhan rangkaian kontrol tidak boleh dipertukarkan. Kontak bantu sebuah kontaktor bisa dilepaskan atau ditambahkan secara modular.

Bentuk fisik kontaktor terbuat dari bahan plastik keras yang kokoh (Gambar 2.9). Pemasangan ke panel bisa dengan menggunakan rel atau disekrupkan. Kontaktor bisa digabungkan dengan beberapa pengaman lain, misalnya dengan pengaman bimetal atau overload relay. Yang harus diperhatikan adalah kemampuan hantar arus kontaktor harus disesuaikan dengan besarnya arus beban, karena berkenaan dengan kemampuan kontaktor secara elektrik.

Pengaman sistem daya untuk beban motor-motor listrik atau beban lampu berdaya besar bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit Breaker (MCB) Gambar 2.10. MCB adalah komponen pengaman yang kompak, karena di dalamnya terdiri dua pengaman sekaligus. Pertama pengaman beban lebih oleh bimetal, kedua pengaman arus hubung singkat oleh relay arus. Ketika salah satu pengaman berfungsi maka secara otomatis sistem mekanik MCB akan trip dengan sendirinya. Pengaman bimetal bekerja secara thermis, fungsi kuadrat arus dan waktu sehingga ketika terjadi beban lebih reaksi MCB menunggu beberapa saat.

Komponen Motor Control Circuit Breaker1 (MCCB) memiliki tiga fungsi sekaligus, fungsi pertama sebagai switching, fungsi kedua pengamanan motor dan fungsi ketiga sebagai isolasi rangkaian primer dengan beban (Gambar 2.11). Pengaman beban lebih dilakukan oleh bimetal, dan pengamanan hubung singkat dilakukan oleh koil arus hubung singkat yang secara mekanik bekerja mematikan Circuit Breaker. Rating arus yang ada di pasaran 16 A sampai 63 A.

Bentuk fisik Motor Control Circuit Breaker (MCCB) terbuat dari casing plastik keras yang melindungi seluruh perangkat koil arus hubung singkat, bimetal, dan kontak utama (Gambar 2.12). Pengaman beban lebih bimetal dan koil arus hubung singkat terpasang terintegrasi. Memiliki tiga terminal ke sisi pemasok listrik 1L1, 3L2, dan 5L3. Memiliki tiga terminal terhubung ke beban yaitu 2T1, 4T2 dan 6T3. Terminal ini tidak boleh dibalikkan pemakaiannya, karena akan mempengaruhi fungsi alat pengaman.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar